Untuk Jas Almamater yang Lusuh

Posted by


Eps 1 : Perempuan Berkerudung itu..

Oleh:  Yulian Rahma
jurusan Teknologi Pendidikan

    Entah mahluk apa diriku ini, berkali-kali aku mendesah dan melempar pandanganku kepada jas alamamater yang bergantung di luar kamar namun terlihat dari jendela kamar kosku. Warnanya sudah kusam dan semakin mengkilat karena  seringnya kusetrika. Sebenarnya aku sudah bosan menjalani hari-hari di sini. Ini semester ke berapa ya? Aku berfikir keras mengingat namun yang kuingat saat ini aku mengambil banyak study kebawah bersama adik-adik semester 2 dan 4. Dibilang anak perantauan iya, tapi kok lama lulusnya? Santai sekali sampai lupa umur, teman-temanku sudah pada wisuda bahkan udah pada nikah, terkadang aku iri tapi terkadang aku sangat bangga karena ketika aku berkaca sepertinya aku masih muda, selain itu aku memiliki tampang-tampang babyface. Jelas, aku kan kumpul sama adik-adik tingkat aura jiwa mudanya menular keseluruh tubuhku. Kulirik secarik kertas yang menempel di tembok, “Rapat 16.00 Kampus Bahasa” dengan spontan bola mataku berlari kearah jam dinding , masih menunjukkan pukul 13,20 masih banyak waktu untuk mendinginkan otak. Hembusan kipas angin membuatku terlena dan terbuai akhirnya aku terlelap.
    Lorong sepi, detak jam dinding terdengar sangat keras dari kejahuan samar-samar ada bayang-bayang hitam berjalan, tapi  anehnya tidak ada suara langkah kaki. Aku yakin saat ini aku berada di lorong kampus bahasa. Bukannya aku mahasiswa kampus ekonomi? Bayangan itu mendekat dan mendekat beberapa langkah aku mundur namun bayangan itu ikut mundur. Aku diam lagi, bayangan itu kembali datang dan hendak mencekamku. Aku mundur. Mundur dan sesuatu menimpaku.
    “Tidaaakk” teriakku
    Peluh dingin membasahi tubuhkku dan aku tersadar itu tadi hanyalah mimpi buruk di siang hari, Astagfirullah ucapku. Aku jadi ingat kalau aku belum sholat dhuhur sebelum tidur, pantesan didatangi mimpi buruk. Akuu bergegas mengambil air wudhu, namun mataku melihat jam dinding sudah menunjjukan pukul 16.00. segera kupercepat sholatku karena aku harus menjadi SC dalam rapat yang hendak kuhadiri, ya wajar senior gituloh, saking cepatnya aku sholat aku tidak yakin apakah sholatku diterima apa tidak sama Allah, tidak khusyuk sama sekali. Maafan Abdullah Riza Septian Ya Allah.. hehehe
    16.20 menit, sampailah aku di kampus bahasa. Aku berjalan melewati lorong. Dalam hati aku tak henti-hentinya mengingat mimpi seram yang baru kualami. Ini benar-benar mirip dengan mimpiku. Bukan hanya mirip. Ini benar-benar sama. Aku harus putar haluan supaya tidak lewat lorong ini, tapi perlu waktu 15 menit untuk sampai tempat rapat. Ah tak apalah, kali ini aku harus kembali demi keselamatan nyawaku.
    “eh, kak Riza, loh mau kemana kak?” sapa seorang mahasiswi berhijab
    “aa..anu..dik. ” ucapku bingung sambil mikir jawaban.
    “kakak mau balik lagi ya? Rapatnya sudah dimulai dari tadi lho?” jawabnya lagi
     “kamu sendirian dik?” tanyaku mengalihkan pembicaraan, dalam hati aku berbunga-bunga karena ada teman untuk melewati lorong. Aku tertawa menang dalam hati.
    “Iya kak, baru saja fotocopy LPJ kegiatan disuruh sama ketua umum.” Jawab mahasiswi itu lagi, kebetulan aku benar-benar lupa namanya sudahlah sebut saja mahasiswi. Aku pernah melihatnya beberapa kali tapi entah aku pernah ngobrol apa tidak dengannya. Maklumlah udah tuak.
    “emmm, kalau begitu bareng aja ke tempat rapat. Jujur kakak lupa ruangan rapatnya yang mana” kataku, jujur dalam arti bohong besar. Walaupun alasan konyol dan tidak masuk akal melintas tiba-tiba di kepalaku.
    “oh mari kak..” akhirnya kami jalan berdua dan kakiku sangat bergetar ketika melewati lorong panjang dan sepi itu. Kataku seperti kampus mati. Tiba-tiba dari depan ada bayangan . Deg.. Jantungku benar-benar berhenti, namun setelah kusadari bayangan itu diikuti suara langkah kaki. Bayangan  gelap itu menjelma menjadi perempuan dan melewatiku. Sekilas perempuan itu terlihat sangat cantik, dari gaya pakaiannya bisa digambarkan kalau perempuan yang baru saja lewat adalah calon istri yang sholehah. Aku senyum-senyum tersipu karena fikiranku mulai kesana.
    Kreeeetttt… kubuka pintu, semua mata yang ada di dalam ruangan menatapku. Berawal dengan mengucap salam aku masuk kedalam ruang dan duduk di tempat yang memang di sediakan khusus untuk senior sepertiku. Hahahaha aku tertawa jahat dalam hati karena senior akan selalu benar walaupun terlambat, ups.
    18.30 Rapat telah usai, aku meninggalkan forum secepat mungkin karena masih banyak janji yang harus aku tepati. Saking terburu-burunya aku tak menyadari kalau aku telah melewati lorong itu. Walaupun sebenarnya aku lari secepat kilat dan terbirit-birit saking takutnya . Saat aku hendak menuruni tangga lagi-lagi aku bertemu perempuan yang berpapasan denganku di lorong tadi sore, mungkin kami ditakdirkan jodoh. Dengan jantung yang berdetak kencang aku berfikir memberanikan diri untuk menyapanya. Keadaan berubah seperti menjadi slow kayak di drama atau sinetron, angin bertiup sepoy-sepoy dan wajah perempuan itu menyala ditaburi bintang-bintang.. ah apa sih, lebay. Nggak gitu, aku kan cool siapa sih yang ga kenal Abdul Riza? Bukan karna aku mahasiswa abadi loh.. hahaha tapi jujur aku memang ada di semua organisasi. Ets.. jangan mikir kalau aku Cuma cari konsumsi di semua organisai tapi memang aku udah paling matang dan tua untuk organisasi. Udah.. dengan percaya diri penuh akhirnya aku putuskan untuk menyapanya.
    “assalamualaikum..” ucapku
    “waalaikumsalam..” jawabnya disusul dengan senyum kalem pada bibir mungil merah muda, ia berhenti sejenak, mengatupkan kedua telapak tangannya dan melangkah untuk berlalu. Masyaallah, hatiku benar-benar berbunga. Mungkin ini hidayah dari mimpi buruk tadi siang.
    “Za..Abdull Riza Septiaan….Riza” suara itu menghancurkan bunga-bunga yang berterbangan diatas kepalaku, aku menengadakan kepalaku mencari asal suara terlihat dari lantai dua temanku seperjuangan dalam arti “yang sama-sama abadi” dari bahasa jepang tanganya melambai-lambai dan matanya mencari-cari tangga turun.
    “ aku buru-buru gus, dikejar janji ni..” teriakku.
    “bentar ga lama kok.. tunggu situu..” Gusni berlari kearahku yang harus muter-muter nyari tangga. Setelah beberapa lama menunggu , batang hidungnya sudah di depan mataku.
    “ hari minggu besok kau harus anterin aku datang ke auditorium..kalau kau nggak mau kau bakal nyesel banget pasalnya anak pendidikan bahasa arab yang  dapat beasiswa s2 di mesir mau baca Al-quran di pembukaan seminar islam untuk remaja.”
    “siapa sih? Pliss lah ndro, aku udah capek ikut seminar-seminar kayak gitu..ahh aku mau tidur di kos..”
    “busett.. gileeee lo ndroooo… !! ah kau ini kudet atau apa sih.. Azhura Aridia Bilqis loh yang buka acaranya. Kalo kau mau ni tiket bisa buat kau satu..”
    “udah di bilang aku ga tahu..!! udah dulu bro, aku mau cabut, sudah di tunggu-tunggu anak UKM, mau ada seminar juga soalnya”
*****
 
    Tap.. Tap..Tap
    Jemari lentikku bertabrakan dengan keyboard, siapa tadi nama pembuka acaranya? Siapa tahu dia mau buka seminar di ukm kebanggaanku hahaha.. lagi-lagi aku tertawa licik dalam hati. Akan kutunjukkan pada si Gusni kalau aku bisa ngundang dia jadi pembuka acara kalau nggak gitu jadi MC dah. Strategis yang sangat tepat. Selain itu untuk menarik minat mahasiswa dalam mengikuti seminar, lumayan untung buat kas UKM kalau pesertanya meledak dari quota perkiraan.
    Tap..tap..tapp
    Azhira Bilqis..
    Muncul banyak tokoh dengan nama itu, lagi kuketik Azhira Bilqis mahasiswa Universitas Negri Bhakti lalu muncul banyak artikel , mataku terbelalak melihat riview pada line google yang tertulis bahwa mahasiswa berprestasi yang menyelesaikan s1 selama 3thn dan mendapat beasiswa kuliah di Mesir. Aku penasaran siapa sih dia?
    Klik..
    Kubuka profilnya dan, Astagfirullah.. gadiss itu !!,Dengan gemetar Kuraih handphone yang ada di atas kasur. Kuketik nama Gusni.
    Tuuttt..tuttt.tuuutt
    “Haloo” ucap Gusni
    “apa Za?” Tanya Gusni dengan nada nggak enak.
    “aku mau anterin kau ke seminar, udah berubah fikiran nih, lagian hari minggu abangku mau pakai kosku..” ucapku basa-basi
    “Terus?”
    “kasih tiket seminarnya ya.. pliss”
    “Tapi Za tiketnyaa …”
------->>>>>…….BERSAMBUNG
Episode 2 : Arena Pertempuran..


Blog, Updated at: 21:50

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Follow Twitter Kami

Powered by Blogger.