Di artikel ini Saya
akan menuangkan ide saya untuk PMM Al-Hikmah ke depannya khusunya dalam upaya
mengembangkan kreativitas anggota di PMM Al-Hikmah.
PMM Al-Hikmah
(Pengajian Mahasiswa Muslim) ialah suatu organisasi di bawah naungan UNDIKSHA
(Universitas Pendidikan Ganesha) Singaraja. PMM Al-Hikmah merupakan wadah bagi
mahasiswa muslim untuk saling berkomunikasi, berinteraksi, berkumpul dan
berdiskusi ataupun untuk menukar informasi.
Nah, yang akan Saya bahas dan Saya tekankan dalam artikel ini ialah,
pentingnya kreativitas dalam sebuah organisasi. Kreativitas
memiliki arti penting dalam sistem organisasi. Dalam menyikapi keadaan yang
berubah-ubah, langkah langkah kreatif selalu diambil oleh
perusahaan/organisasi, seperti pengembangan/ inovasi metode pengawasan,
produksi, inovasi mengenai tata letak kampus dan ruangan agar lebih efisien,
ide pemasaran, berkreasi dengan produk baru, atau hanya berinovasi dengan
produk yang sudah ada, dan sebagainya. Dalam mengembangkan kreativitas,
organisasi sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif dan analitis. Ketika ide-ide akan diejawantahkan, organisasi membutuhkan
orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir analitis. Kreativitas organisasi dapat diciptakan melalui
proses sinergi antara lingkungan (environment), kreativitas anggota organisasi
(creativity), dan organisasi (organization). Ketiga elemen ini saling
berpengaruh, sehingga organisasi harus mempu mengelola ketiga elemen ini,
dengan tujuan agar organisasi dapat memiliki nilai lebih dan daya saing (value
added and competitive capability).
Tak bisa dipungkiri, sebagai manusia yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya dalam lingkungan sepanjang kita hidup pasti akan berada dalam suatu
organisasi. Misalnya universitas, sekolah, tempat kerja, organisasi masyarakat,
kelompok keagamaan, bahkan keluarga. Tanpa kita sadari, organisasi dengan
segala peraturan yang terkadang menyesakkan dada mampu membunuh kreativitas yang
dimiliki bagi anggotanya. Padahal kreativitas merupakan salah satu pola pikir
istimewa yang telah menjadi anugerah dalam setiap diri manusia untuk dapat
bertahan hidup. Kreatifitas tidak hanya menghidupi bidang seni, namun juga
memberi nyawa pada pemikiran di bidang lain bahkan di bidang ilmu pasti.
Heflin dalam bukunya, Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis (2004)
menyebutkan bahwa kreativitas organisasi perlu ditumbuhkan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Persiapan
(preparation), menyiapkan pikiran dan berpikir kreatif, karyawan perlu dididik
untuk mengembangkan ide baru.
2.
Penyeldikan
(investigation), organisasi memerlukan penelitian mendalam untuk menciptakan
ide dan konsep baru.
3.
Transformasi
(transformation), kemampuan melihat perbedaan dan kesamaan dengan pihak lain
untuk membangun kesuksesan dengan menghindari kegagalan yang dilakukan orang
lain.
4.
Inkubasi
(incubation), organisasi melakukan sesuatu yang tidak terkait dengan tugas
utama dan melakukan yang lain dalam rangka membangun ide baru.
5.
Penerangan
(illumination), organisasi melakukan penciptaan ide inovatif yang datang secara
mendadak setelah keluar dari masalah yang sedang dihadapi organisasi.
6.
Verifikasi
(verification), pembuktian ide yang akurat dengan melakukan eksperimen,
simulasi, tes, dll.
7.
Implementasi
(implementation), membuat kenyataan atas ide-ide inovatif yang telah
ditemukan.
Kenapa kreativitas diperlukan dalam suatu
organisasi? Karena jika organisasi berjalan tanpa sebuah kreativitas maka
organisasi itu hidup tanpa nyawa, dengan kata lain tak menarik dan mati. Dari
tadi membicarakan kreativitas. Apasih kreativitas itu? Dalam berbagai kajian,
kreativitas (demikian pula halnya dengan inovasi) memiliki peran yang sangat
sentral dalam kewirausahaan. Maksudnya adalah semangat dan jiwa kewirausahaan
hanya akan tumbuh dan berkembang manakala kreativitas dan inovasi dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Wirausahawan yang berhasil adalah seseorang yang mampu
mengembangkan gagasan dan mampu mengimplementasikannya
ke dlam bentuk pola-pola pekerjaan yang lebih menguntungkan dan memberikan
kepuasan kepada semua pihak. Artinya gagasan cerdas ini semata-mata bukan hanya
untuk memberikan kepuasan kepada dirinya selaku pribadi, namun lebih ditonjolkan
bagi kemakmuran bersama (kemaslahatan umat).
Tak memiliki keberanian untuk memberi pengaruh kepada orang lain atas
pemikiran yang cemerlang hasil kreativitas yang dimiliki olehnya. Hal ini biasa
dimiliki oleh kaum introvert yang terbiasa berpikir mendalami pikirannya untuk
menemukan hal baru namun lemah untuk berinteraksi dengan orang lain.
Seharusnya ide-ide dari mereka ini ditampung dan disalurkan melalui
saluran struktur yang ada guna perbaikan proses layanan dan proses operasional
organisasi. Ide-ide yang”liar” dan tidak tertampung ini akan berakibat menjadi
semacam keluhan dari orang-orang yang memiliki ide tadi. Maka masalah pokok
organisasi bukan dikarenakan oleh “kemiskinan” kreativitas, tetapi media
penampungan dan penyaluran ide agar ide dan gagasan yang datang dari berbagai
macam ini dapat diimplementasikan dalam bentuk manfaat praktis.
Metode penyediaan tampungan dan penyaluran ide ini harus didukung oleh
orang-orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi.
Sesungguhnya, kreativitas itu bukan barang langka, justru yang langka adalah
implementasi dari ide itu sendiri.
Imbalan yang diperoleh tak disadari telah menjadi tekanan untuk
menghambat kreativitas. Dengan imbalan yang diperoleh, orang yang akan mendapat
imbalan itu akan merasa tertekan secara mental dan melaksanakan tugas dengan
penuh keseriusan sehingga semakin menghambat kreativitas.
Solusi yang tepat untuk menghadapi dan menghindari semua hambatan
tersebut adalah dukungan dari orang-orang yang percaya akan kemampuan kita yang
terus memberi semangat dan selalu meyakinkan kita untuk terus berkreasi. Dengan
adanya dukungan ini dapat mengubah pola pikir kita untuk berani memulai hal
baru tanpa rasa takut akan ucapan, aturan, realita, dan imbalan yang
menghalangi selama ini. Diharapkan dengan hilangnya halangan ini mampu
melahirkan berbagai pemikiran dengan gebrakan baru yang lahir secara spontan
dari hati nurani setiap orang.
Menurut A. Roe (1963), syarat seseorang disebut
kreatif apabila:
1.
Terbuka terhadap pengalaman (openness
to experience)
2.
Pengamatan melihat cara biasa yang
biasa dilakukan (observance seeing things in unusual ways).
3.
Keingintahuan (curiosity).
4.
Menerima dan merekonsiliasi lawan
yang tampak (accepting and reconciling
5.
apparent opposites).
6.
Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance
of ambiguity).
7.
Kemandirian dalam penilaian,
pikiran, dan tindakan (independence in judgment, thought and action).
8.
Memerlukan dan menerima otonomi (needing
and assuming autonomy).
9.
Percaya diri dan berani mengambil
risiko (self reliance and risk taking).
10. Tidak
sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group
standards and control).
11. Kesediaan
untuk mengambil risiko yang diperhitungkan (willingness to take calculated
risks).
12. Ketekunan
(persistence) (Frinces, 2004).
Kreativitas sangat memiliki peranan sentral di dalam
keorganisasian, karena kreativitas akan mendukung daya cipta dan daya saing
suatu usaha dalam organisasi. Kreativitas berasal dari arahan dalam diri (inner-direct),
sehingga sangat mungkin tidak memberikan atau tidak berfokus pada lingkungan.
Sekian pemaparan dari Saya mengenai pengembangan
kreativitas yang Saya ambil dari beberapa sumber dan memang dari ide Saya
pribadi. Jika ada salah ketik mohon dimaklumi. Terimakasih
Wassalamualaikum wr. wb.
0 komentar:
Post a Comment