Al-Hikmah Jaya dengan Kembangkan Kreativitas

Posted by

NAMA              :    NADYA GITA OCTAVIA
NIM                  :    1513011077
KELOMPOK   :    ALI BIN ABI THALIB

Assalamualaikum wr. wb.
Di artikel ini Saya akan menuangkan ide saya untuk PMM Al-Hikmah ke depannya khusunya dalam upaya mengembangkan kreativitas anggota di PMM Al-Hikmah.
PMM Al-Hikmah (Pengajian Mahasiswa Muslim) ialah suatu organisasi di bawah naungan UNDIKSHA (Universitas Pendidikan Ganesha) Singaraja. PMM Al-Hikmah merupakan wadah bagi mahasiswa muslim untuk saling berkomunikasi, berinteraksi, berkumpul dan berdiskusi ataupun untuk menukar informasi.
Nah, yang akan Saya bahas dan Saya tekankan dalam artikel ini ialah, pentingnya kreativitas dalam sebuah organisasi. Kreativitas memiliki arti penting dalam sistem organisasi. Dalam menyikapi keadaan yang berubah-ubah, langkah langkah kreatif selalu diambil oleh perusahaan/organisasi, seperti pengembangan/ inovasi metode pengawasan, produksi, inovasi mengenai tata letak kampus dan ruangan agar lebih efisien, ide pemasaran, berkreasi dengan produk baru, atau hanya berinovasi dengan produk yang sudah ada, dan sebagainya. Dalam mengembangkan kreativitas, organisasi sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan analitis. Ketika ide-ide akan diejawantahkan, organisasi membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir analitis. Kreativitas organisasi dapat diciptakan melalui proses sinergi antara lingkungan (environment), kreativitas anggota organisasi (creativity), dan organisasi (organization). Ketiga elemen ini saling berpengaruh, sehingga organisasi harus mempu mengelola ketiga elemen ini, dengan tujuan agar organisasi dapat memiliki nilai lebih dan daya saing (value added and competitive capability).
Tak bisa dipungkiri, sebagai manusia yang selalu berinteraksi dengan sesamanya dalam lingkungan sepanjang kita hidup pasti akan berada dalam suatu organisasi. Misalnya universitas, sekolah, tempat kerja, organisasi masyarakat, kelompok keagamaan, bahkan keluarga. Tanpa kita sadari, organisasi dengan segala peraturan yang terkadang menyesakkan dada mampu membunuh kreativitas yang dimiliki bagi anggotanya. Padahal kreativitas merupakan salah satu pola pikir istimewa yang telah menjadi anugerah dalam setiap diri manusia untuk dapat bertahan hidup. Kreatifitas tidak hanya menghidupi bidang seni, namun juga memberi nyawa pada pemikiran di bidang lain bahkan di bidang ilmu pasti. 
Heflin dalam bukunya, Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis (2004) menyebutkan bahwa kreativitas organisasi perlu ditumbuhkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.         Persiapan (preparation), menyiapkan pikiran dan berpikir kreatif, karyawan perlu dididik untuk mengembangkan ide baru.

2.         Penyeldikan (investigation), organisasi memerlukan penelitian mendalam untuk menciptakan ide dan konsep baru.
3.         Transformasi (transformation), kemampuan melihat perbedaan dan kesamaan dengan pihak lain untuk membangun kesuksesan dengan menghindari kegagalan yang dilakukan orang lain.
4.         Inkubasi (incubation), organisasi melakukan sesuatu yang tidak terkait dengan tugas utama dan melakukan yang lain dalam rangka membangun ide baru.
5.         Penerangan (illumination), organisasi melakukan penciptaan ide inovatif yang datang secara mendadak setelah keluar dari masalah yang sedang dihadapi organisasi.
6.         Verifikasi (verification), pembuktian ide yang akurat dengan melakukan eksperimen, simulasi, tes, dll.
7.         Implementasi (implementation), membuat kenyataan atas ide-ide inovatif  yang telah ditemukan.
Kenapa kreativitas diperlukan dalam suatu organisasi? Karena jika organisasi berjalan tanpa sebuah kreativitas maka organisasi itu hidup tanpa nyawa, dengan kata lain tak menarik dan mati. Dari tadi membicarakan kreativitas. Apasih kreativitas itu? Dalam berbagai kajian, kreativitas (demikian pula halnya dengan inovasi) memiliki peran yang sangat sentral dalam kewirausahaan. Maksudnya adalah semangat dan jiwa kewirausahaan hanya akan tumbuh dan berkembang manakala kreativitas dan inovasi dimiliki oleh seorang wirausahawan. Wirausahawan yang berhasil adalah seseorang yang mampu mengembangkan gagasan dan mampu  mengimplementasikannya ke dlam bentuk pola-pola pekerjaan yang lebih menguntungkan dan memberikan kepuasan kepada semua pihak. Artinya gagasan cerdas ini semata-mata bukan hanya untuk memberikan kepuasan kepada dirinya selaku pribadi, namun lebih ditonjolkan bagi kemakmuran bersama (kemaslahatan umat).
Tak memiliki keberanian untuk memberi pengaruh kepada orang lain atas pemikiran yang cemerlang hasil kreativitas yang dimiliki olehnya. Hal ini biasa dimiliki oleh kaum introvert yang terbiasa berpikir mendalami pikirannya untuk menemukan hal baru namun lemah untuk berinteraksi dengan orang lain.
Seharusnya ide-ide dari mereka ini ditampung dan disalurkan melalui saluran struktur yang ada guna perbaikan proses layanan dan proses operasional organisasi. Ide-ide yang”liar” dan tidak tertampung ini akan berakibat menjadi semacam keluhan dari orang-orang yang memiliki ide tadi. Maka masalah pokok organisasi bukan dikarenakan oleh “kemiskinan” kreativitas, tetapi media penampungan dan penyaluran ide agar ide dan gagasan yang datang dari berbagai macam ini dapat diimplementasikan dalam bentuk manfaat praktis.

Metode penyediaan tampungan dan penyaluran ide ini harus didukung oleh orang-orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi. Sesungguhnya, kreativitas itu bukan barang langka, justru yang langka adalah implementasi dari ide itu sendiri.
Imbalan yang diperoleh tak disadari telah menjadi tekanan untuk menghambat kreativitas. Dengan imbalan yang diperoleh, orang yang akan mendapat imbalan itu akan merasa tertekan secara mental dan melaksanakan tugas dengan penuh keseriusan sehingga semakin menghambat kreativitas.
Solusi yang tepat untuk menghadapi dan menghindari semua hambatan tersebut adalah dukungan dari orang-orang yang percaya akan kemampuan kita yang terus memberi semangat dan selalu meyakinkan kita untuk terus berkreasi. Dengan adanya dukungan ini dapat mengubah pola pikir kita untuk berani memulai hal baru tanpa rasa takut akan ucapan, aturan, realita, dan imbalan yang menghalangi selama ini. Diharapkan dengan hilangnya halangan ini mampu melahirkan berbagai pemikiran dengan gebrakan baru yang lahir secara spontan dari hati nurani setiap orang.
Menurut A. Roe (1963), syarat seseorang disebut kreatif apabila:
1.         Terbuka terhadap pengalaman (openness to experience)
2.         Pengamatan melihat cara biasa yang biasa dilakukan (observance seeing things in unusual ways).
3.         Keingintahuan (curiosity).
4.         Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and reconciling
5.         apparent opposites).
6.         Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of ambiguity).
7.         Kemandirian dalam penilaian, pikiran, dan tindakan (independence in judgment, thought and action).
8.         Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy).
9.         Percaya diri dan berani mengambil risiko (self reliance and risk taking).
10.     Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards and control).
11.     Kesediaan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan (willingness to take calculated risks).
12.     Ketekunan (persistence) (Frinces, 2004).

Kreativitas sangat memiliki peranan sentral di dalam keorganisasian, karena kreativitas akan mendukung daya cipta dan daya saing suatu usaha dalam organisasi. Kreativitas berasal dari arahan dalam diri (inner-direct), sehingga sangat mungkin tidak memberikan atau tidak berfokus pada lingkungan.

Sekian pemaparan dari Saya mengenai pengembangan kreativitas yang Saya ambil dari beberapa sumber dan memang dari ide Saya pribadi. Jika ada salah ketik mohon dimaklumi. Terimakasih
Wassalamualaikum wr. wb.




Blog, Updated at: 03:42

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Follow Twitter Kami

Powered by Blogger.