“SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU MUSLIM UNDIKSHA DARI PUNCAK RINJANI 3.726 MDPL”

Posted by

“Dirgahayu Indonesia dari Puncak Rinjani”
Di tahun 2015 ini, ada sesuatu yang special untuk mahasiswa baru muslim Universitas Pendidikan Ganesha, sebenarnya apasih yang membuat Spesial tahun ini.
Pengajian Mahasiswa Muslim (PMM) Al-Hikmah Universitas Pendidikan Ganesha, yang diwakili oleh Ketua Umum (Arief Munandar) dan ditemani Korbid 1. Kajian dan Syiar (Okik hadi Saputro) periode 2015/2016 melakukan pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok NTB.

Pendakian ini Spesial Untuk Mengucapkan Selamat Datang MABA Muslim Live dari Puncak Rinjani di ketinggian 3.726 mdpl.
Dan juga bertepatan dengan Memperingati Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke 70. “Dirgahayu Indonesia, jayalah Negeriku, Jayalah Bangsaku”
Keberangkatan Pendakian dimulai tepat setelah solat ashar dan juga saat Penutupan OKK (Orientasi Kehidupan Kampus) tahun 2015 berlangsung.
Perjalanan membawa Misi Menyaksikan Kekuasaan Allah SWT di daerah yang belum pernah sama sekali dikunjungi adalah hal yang memotivasi keberangkatan kami kali ini.
Perasaan senang bukan kepala ketika kaki ini benar menginjakkan kaki di pulau yang waktu perjalanan menggunakan kapal dari pelabuhan padang bai Bali, menuju pelabuhan sekotong, Lombok, NTB sekitar 4 jam.

Bersama kapal fery kami di ajak melewati selat Lombok yang mempesona.
Menjajaki suatu daerah tidak lengkap jika tidak ada wisata kuliner yang dikunjungi. Ya makan nasi balung menjadi menu santap pertama di pulau Lombok ini.
Sudah tidak sabar lagi kaki ini untuk melangkah demi sebuah pijakan yang pasti.

Pijakan bersama saudara dan sahabat semua dari seluruh Indonesia yang sama juga ingin melakukan hari kemerdekaannya tepat di puncak rinjani.

Tanggal 16 agustus 2015, menjadi awal permulaan kami mendaki gunung dengan keindahan danau segara anaknya. Tepatnya di Sembalun, Lombok.
Seketika mata ini memandang kearah manapun yang bisa dia tuju. Sejauh mata memandang perasaan takjub akan kekayaan Indonesia mulai terasa. Papan brosur informasi yang memerkan keelokannya.
Lalu lalang pendaki lain ada di depan kami. Selangkah demi langkah mereka memulai pendakiannya. Sedangkan kami menunda untuk keberangkatan keesokan hari tepat setelah solat shubuh.
Namun tiba tiba mata ini focus pada salah seorang yang sedikitnya tidak asing  ternyata salah orang yang kami tuju bukanlah orang yang kami kenal.
Padang rumput kami lewati dengan menikmati seksama, begitu indah keagungan yang Allah ciptakan ini. Semilir angina khas lembah mengalir dengan derasnya tepat di rongga hidung ini, seakan ingin menyapa pengunjungnya dari pulau sebelah provinsi NTB.


 “NTB, ada salam dari Pulau Bali” sahut hati ini dengan terus menikmati segarnya udara lembah rinjani.
Kebarangkatan  Kami tidak sendiri ada Porter yang menjadi teman setia kami dalam perjalanan menuju ke Gunung Rinjani. Porter ini juga yang memberikan informasi kepada kami tentang apa saja yang musti kami persiapkan selama diperjalanan, hal apa yang musti tidak untuk dilakukan, dan juga yang dengan senang hati membuat masakan khusus untuk kami selama pendakian berlangsung.
Disaat kami baru menuju Pos 1, dari keberangkatan di Sembalun. Beberapa group pendakian sudah banyak yang turun dari gunung. Sepertinya mereka berhasil hingga puncak dengan tatapan mata yang semringah..

Kaki ini melangkah dengan pasti meskipun sesekali kaki ini memaksa dengan lemahnya untuk meminta berhenti sejenak.
Sepertinya syaraf ini menurutinya untuk melegakan tenggorokan terlebih dahulu.
Kami pun melanjutkan hingga camp kami untuk bermalam dan bersiap untu pendakian dikeesokan harinya. 
Benar Kami tidak sendiri. Ternyata banyak sahabat dari seluruh penjuru diindonesia  ada di sini. Dari padang, Kalimantan, Jakarta, bogor, Cirebon, orang bima, Bali seperti kami, ada di Camp ini.



Ini lah Porter yang membawakan barang kami hingga Camp kebanyangkan bagaimana beratnya yang dibawa dengan Pak Rollis, yang ternyata kepanjangannya adalah Rollisman. Cukup unuk bapak 2 anak yang sudah berprofesi sebagai porter kurang lebih 5 tahun ujar bapak yang berperawakan tidak kekar namun sangat kuat fisiknya.

kecuali yang dilarang kaya di Areal WC.

Rute Perjalanan yang Terjal tidak melemahkan semangat kami untuk tetap mengukirkan catatan Bahwa PMM ALhikmah dapat sampai Puncak Rinjani Juga, meskipun hanya beberapa orang saja, next time mungkin bisa lebih banyak lagi.
Perjalanan Hati, Bukan Perjalanan Ambisi

Berbicara pendakian gunung, hati memiliki peran yang luar biasa. Pasalnya ketika kita tidak mengindahkan orang dikanan kita, siapa dengan kita, tidak akan terasa nikmat dalam pendakian, meskipun ada orang yang berpikir lain.

Ketika kita egois tetap melaju karena kondisi fisik yang lumayan kuat, teman kita tertinggal di belakang kita, kembali lagi hati berperan disini.

Ada yang mengatakan bahwa jika ingin melihat suatu karakter seseorang ajak saja ia mendaki gunung. Looohh kok bisa, setelah diselidiki ternyata memang benar sedikit menceritakan kondisi seseorang, apakah ia periang karena menikmati semua perjalannya, atau dia mementingkan diri sendiri, dengan menghabiskan segala persediaan makanan, atau dia serius karna banyak diam dan stay cool..dan lain sebagainya. Mau tau karakter seseorang ajak aja dia mendaki gunung.

Dalam batin terdalam sungguh Hebat kekuasaan Allah ini, Kami bangga bisa menjadi bagian dari Bansa Indonesia yang kaya dengan segala keunikannya. Savana yang luas membentang menemani setiap langkah kami.

Pendakian kami tidak sia-sia kami kembali lagi dimanjakan dengan Edelweis Khas Gunung Rinjani yang Jumlahnya Banyak Bejibun. Bunga Abadi Nan Mempesona.

Danau Segara anak menyambut kami di senja hari, saat semua pendaki sudah mendirikan tenda mereka, kami yang baru tiba dan bergegas untuk mendirikannya, karna cuaca dingin yang mulai terasa khas pegunungan.

Karena tangan yang mulai menunjukan gejala kedinginannya, kami mencari Perapian dimana ada perapian kami mendekat, tepat di atas tenda kami, pemuda asal Lombok saya lupa daerahnya, sudah mulai menyalakan kehangatan, Kami dan beberapa pendaki lain mulai merapat.
“Yang Jauh Mendekat, yang dekat Merapat” hehe..
Malam mulai menunjukan keberaniannya. Tak henti-hentinya hati ini di buat takjub oleh Panorama senja ini. Biru berbalur orange dan juga matahari yang ingin memberi kehangatan di bumi bagian lain.
“Selamat Malam Matahari Besok Pagi Kami akan Menantimu lagi”

Perut kami yang terasa lapar, mulai mengkoyak menjadi-jadi. Dia meronta inginkan ransum (makanan) segera dimakukan ke dalam untaian usus yang sudah tak jelas bentuknya lagi, #mungkin
Inilah gambaran Kompor yang dibawa bapak Rolis, seorang porter kami,, ada telur, Mie juga Kopi Luw** menemani dan meredakan rontanya lambung ini.

Tepat pukul 2 malam kami memulai perjalanan kami menuju puncak Rinjani di ketinggian 3.726 mdpl.
Sehingga membuat kami segera solat dan dilanjutkan dengan istirahat yang lumayan Panjang. Sleeping BaG menemani dan memeluk kami dalam kedinginan tempat Camp malam ini.
Dingin menusuk membuat kami mengenakan baju hingga berlapis, akupun membuat lapisan hingga kalau tidak salah ada 6 lapis dari kaos hingga jaket dan switter.
Kami kenakan semua, dan meninggalkan porter menjaga barang kami, tak disangka ternyata di atas kami sudah ada pendaki yang memulai pendakiannya. Hingga setengah perjalanan menuju puncak, kerlipan senter membuat terihat seperti bintang yang berjalan.
Ya itulah Bintang Berjalan di Rinjani.
Karena waktu solat sudah tiba, pendakian kami berhenti dan melaksanakan solat shubuh dengan mencari tempat yang bisa kami gunakan untuk sholat, meskipun dalam kondisi duduk, kerena berdiri tidak memungkinkan, dan kondisi angina yang cukup keras dapat mendorong badan kami ke jurang.

Setelah menunggu beberapa saat sebelum kemunculannya, sang surya ini seperti ingin segera menyapa dengan kehangatannya. Selamat Pagi Rinjani..

Gugusan awan ditemani dengan rona merah 

cerita akan lanjut lagi hingga Puncak.. Rinjani 


Blog, Updated at: 20:32

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Follow Twitter Kami

Powered by Blogger.